Rabu, 05 September 2012

untitled

Sejatinya, setiap orang berhak untuk mendapatkan kesempatan untuk berbuat baik. namun kadang beberapa dari kita tidak memanfaatkan kesempatan tersebut, bisa karena timing atau waktu yang tidak tepat, atau bisa juga karena tidak adanya kesempatan itu ata bisa jadi karena kita yang tidak sadar telah mendapatkan kesempatan itu dan akhirnya melewatkannya.
Yang sedikit membuat kita membuat kita mungkin merasa kecewa yaitu alasan kedua, karena tidak adanya kesempatan. ketika kita hendak berbuat baik, mempunyai niat baik, tapi kita harus terpaksa mundur karena tidak diberikannya kesempatan itu.
Aku tau, hidup, mati, rejeki, jodoh, semua adalah takdir Allah. Tapi jika kita berbicara takdir, maka ada takdir yang bisa dirubah dengan berusaha,misal rejeki dan jodoh. Ada kalanya sesorang itu memang ditakdirkan kaya sejak lahir, memiliki keluarga kaya raya, riwayat pekerjaan yang bagus, tapi juga perlu diingat,bahwa semua itu pasti ada hasil usahanya, mungkin kita selalu melihat bahwa orang tersebut tiba2 saja kaya tanpa berusaha, sesungguhnya itu tidak. Jika dia memiliki keluarga kaya, namun dia tidak berusaha untuk berhemat, menabung dan sebagainya, pasti rejekinya juga akan habis. Ada kalanya juga seseorang itu memiliki rejeki yang sedikit, namn dengan usaha yang rajin, serta tawakal dia bisa mendapatkan rejeki yang layak.
Saya rasa begitu juga dalam hal jodoh, hal ini juga memerlukan usaha. Tidak mungkin kita hanya berdiam saja, berharap akan ada seseorang yang tiba2 datang kepada kita untuk minta dinikahi atau tiba2 datang sesorang yang akan menikahi kita. Layaknya rejeki, kita perlu mencoba melakukan usaha dengan mengirim surat lamaran, melakukan tes, terhadap perusahaan2 yang kita inginkan. Begitu pula dengan jodoh, kita juga perlu ada usaha untuk bisa mendapatkan jodoh yang sekiranya itu baik buat kita. Jika laki-laki, bisa berusaha dengan berkenalan atau dengan langsung mendatangi dan berbicara dengan orang tua wanita yang diinginkannya untuk menyampaikan maksut untuk meminanngnya. Jika wanita, bisa dengan berusaha berbicara atau  menyampaikan kepada orang tuanya tentang lelaki yg diinginkannya untuk menjadi calon suaminya ketika calon tersebut ingin meminangnya. Memang benar, kita juga tidak bisa membantah atau menolak orang tua. Karena bagaimanapun ridho Allah itu berada di ridho orang tua. Tetapi tidaklah salah, jika kita berusaha dulu, untuk menyampaikan maksut kita kepada orang tua, tentang keinginan kita, tentang apa yang menjadi tujuan kita, karena mungkin bisa jadi orang tua tidak mengerti maksut kita jika kita tidak berbicara secara jelas. Mugkin jika untuk pihak laki-laki, bisa saja kita meminang tanpa persetujuan orang tua, karena itu sah, tetapi tetap saja, pihak laki-laki juga harus berusaha minimal memberi tau orang tuanya jika akan meminang wanita. Dan yang penting ialah, berusaha untuk meminang sang wanita, berusaha untuk berbicara menyampaikan maksut atau niat baiknya melalui orang tua wanita tersebut untuk meminangnya, karena memang pihak wanita haruslah ada persetujuan dari kedua orangtuanya. Bagaimana dengan wanita, apa usaha mungkin bisa dilakukan, bisa dengan berbicara kepada orangtuanya tentang pria yang dipilihnya,, dan ini sangat penting, karena orang tua juga perlu mengerti, paling tidak keinginan putrinya itu seperti apa, dan siapa yang diinginkannya. karena hal itu juga bisa menjadi pertimbangan orang tuanya untuk mau mempertimbangkan keputusannya terhadap putrinya. Karena saya rasa,tidak mungkin orang tua kita tidak mau mendengar dan paling tidak mempertimbangkan keinginan kita jika kita menyampaikannya, dan tidak mungkin juga orang tua tidak ingin anaknya bahagia. Namun tetap saja memang,bagaimanapun juga keputusan ada di pihak orang tua. Tetapi paling tidak, untuk laki-laki dan wanita tersebut sudah berusaha bersama untuk memperjuangkan apa yang menurut mereka jodoh mereka. Berikutnya untuk masalah hasil kita memang harus tawakal dan bersabar, karena ridho Allah ada pada ridho orang tua.

Setidaknya itulah yang ingin aku sampaikan kepadamu,jika kamu masih ingin memperjuangkan apa yang menurutmu itu bagimu,atau memang masih menginginkan aku untuk menjadi calon suami bagimu, aku ingin kita sama-sama berusaha, berusaha untuk berbicara kepada orang tua kita masing-masing, aku berbicara kepada orang tuaku dan orang tuamu, kamu berbicara kepada orang tuamu kita berdua bicara kepada orangtua kita. Kita bicarakan keinginan kita maksut kita. Aku bukannya tidak menerima dengan "hasil yg nampak" selama ini,atau bukannya aku ini "ngeyel", cuma aku ingin berusaha terhadap apa yang aku rasa jodohku dengan mengharap ridho Allah. Jika memang setelah berusaha ini kita tidak mendapatkan hasil yang berbeda dengan yang diharapkan, disini kita memang harus ikhlas dan bersabar, serta yakin bahwa Allah pasti sedang menyiapkan yang lebih baik bagi kita. Biarlah Allah yang nanti menentukan hasilnya, apakah ini memang baik bagi kita atau tidak, paling tidak kita sudah berusaha, dan aku tidak menyesalinya..
karena aku yakin, niat baik pasti akan ditunjukkan jalannya dan Allah tidak tidur. :-)

Senin, 28 Mei 2012

Laut dan Pelangi..

laut dan pelangi

Pelangi :
Siapa kamu...
Adalah pertanyaan pertamaq..
Tanpa ku sadari kau membentukku dari air yg berasal darimu,lalu terbawa naik oleh panasnya sang surya dan berkumpul dlm gumpalan putih yg terlihat lembut...
Disaat gumpalan putih itu tak mampu menahan lagi...
Sedikit demi sedikit jatuhlah bulir2 airmu..
Namun,sore itu..sang surya enggan bersembunyi..dia ingin menyambut sore itu penuh warna...
Maka dia mulai membantu melukis hari2ku..
Merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila,ungu...
Lengkap sudah..
Sore itu,warnamu tak keruh...
Dan kau tau...
Tanpa kau dan aq sadari...aq melihat lukisan itu..melihat diriku,
ketika aq memandangmu..LAUT


Laut :
Siapa kamu..
Juga pertanyaan yang muncul dalam benakku ketika melihatmu.
Matahari yang membawa bagian dariku.
Matahari yang membentuk gumpalan putih dari sebagian diriku.
Matahari yang mulai melukismu ketika air menetes dari gumpalan putih itu terjatuh.
Sore itu aku melihat warna yang dilukis indah diatasku.
Merah,jingga,kuning,hijau,biru,nila,ungu.
Di saat itu, aku pun ingin terus melihatmu.
Melihat warnamu yang membuat hariku pun berwarna.
Tak pernah aku terbayangkan sebelumnya,
bahwa sesuatu yang berwarna indah itu pun berawal dari sebagian diriku yang hanya satu warna.
Aku melihatmu, dan ingin bisa terus melihatmu..PELANGI.

-29052012-

Minggu, 22 April 2012

Hirarki Yang Hilang

Yang namanya sebuah hirarki harusnya bertahap, berjenjang dan terstruktur. Begitu pula dengan hirarki tanggung jawab yang harusnya ada di Instansi ini, harusnya Atasan berani dan mau bertanggung jawab atas staffnya. Tapi apa yang terjadi disini? Buru2 hirarki tanggung jawab, mau bertanggung jawab saja tidak, mau tau saja tidak, yang dipedulikan hanya "berapa persen pencairan dana yang bisa diambil?", "kapan pencairannya?", "gimana penyerapan SPPDnya?"..Mereka tidak berifikir, atau jangan2 bahkan memang tidak mau berfikir bagaimana tanggung jawabnya atas kerjaan staffnya? bagaimana kabar staffnya? ada kesulitan apa staffnya dalam pekerjaannya?  bahkan yang paling parah, dan baru saja terjadi di instansi ini, mereka sama sekali tidak mau bertanggung jawab untuk mengakui masa kerja seseorang yang telah mengabdi selama 14 tahun,secara tertulis, hanya dengan alasan berkas hilang, mereka hanya beorientasi dan berpedoman pada aturan baku, padahal instansi yang mengurusi masalah ini sudah mau memberikan kemudahan, hanya instansi ini saja yang tidak mau memberikan "nurani"nya. Ah, mudah sekali mereka melupakan 14 tahun masa pengabdian itu. Entah dimana akal sehat dan nurani mereka.