Rabu, 21 Maret 2012

Pelangi Kecilku


Sorot sinar mentari di pucuk pohon hari ini depan rumahku menerobos masuk ke dalam kamar. Pagi ini dia mampu membangunkanku dari sebuah lamunan akan kesepian hati yang sedang membayangiku  akhir-akhir ini.

Aku bergegas dan bersiap diri berangkat ke kantor dengan masih memendam seribu kehampaan hati yang terus menyelimuti  jiwaku.
Bising kendaraan roda dua telah meramaikan suasana Malang pagi ini. Dalam deru laju motor yang ku tumpangi, pikiran ini terus menuntunku untuk terus bertanya, sampai kapan hati ini akan menutup rasa sepiku?Seakan-akan batin ini terus bertanya-tanya, berteriak pada kesunyian . Di tengah temaramnya hati, motor inilah satu-satunya yang paling setia menemani hari-hariku.Hari-hari ku yang lebih cenderung dan bisa dikatakan stagnan dengan rutinitas yang hanya itu itu saja.

Bayangkan dari kecil hingga dewasa aku masih saja bergulat di daerah ini dengan beribu perubahan yang ada. Ah Malang kenapa engkau tidak seindah dulu. Kemanakah keindahanmu yang dulu sering aku rindukan meski hanya sesaat waktu aku meninggalkan kota ini.  Perubahan-perubahan itu mengingatkan aku akan usiaku yang selalu bertambah. Tahun ini umurku sudah genap 26. Bukannya aku tidak mensyukuri apa yang telah aku peroleh, tapi sejatinya aku hanya merasa sepi dalam keramaian yang ada disekitarku.
Tak terasa roda ini berhenti berputar di sudut parkiran kantor dan menutup lamunanku sebagai lamunan pamungkas pagi ini. Dengan langkah gontai aku menaiki tangga menuju lantai 3 gedung besar ini.Sesampai diruangan kerja, aku duduk pada meja kerjaku. Tidak ada yang istimewa di kantorku. Pemandangan yang hampir sama selama satu tahun lebih aku disini.  Hanya terlihat ibu-ibu yang lebih sering bergosip dibandingkan kerja.

“Syad, tolong segera urus surat-surat kerjanya hari ini, soalnya besok kamu dapat disposisi  bimtek di hotel montana, jika ada yang masih belum jelas, nanti ke meja saya.” suara atasanku tiba2 mengagetkanku yang sedang asyik menikmati pemandangan yang sebenarnya  membosankan.
"Oh iya bu, nanti saya selesaikan hari ini". sahutku setengah gembira, karena disposisi Bimtek masalah IT itu akhirnya sampai juga ke aku. Aku segera mengambil setumpuk berkas yang ada di meja ibu yang menjadi atasanku itu.
"Wah syad, akhirnya dapat jatah keluar juga ya.. eh kali aja dapat jodoh disana". Begitu celetuk  salah sorang ibu dikantor meledekku.
Sambil tersenyum kecil aku pun berkata denga n logat syahrini, “iya ini  bu,Alhamdulillah ya, semoga…”.Celetukan-celetukan ibu-ibu seperti itu memang sudah akrab ditelingaku. Bahkan mungkin kata-kata itu sudah menjadi makanan harian bagiku. Mungkin karena  aku termasuk salah satu staff termuda dan masih single. Hingga tanpa bosan-bosannya tiap hari selalu mendapatkan pertanyaan kalo gak “kapan nikah?” ya “kapan nikah?”. Ah memang begitulah para orang tua,aku maklumi saja dan selalu aku jawab dengan senyuman dan mengamini setiap apa yang mereka katakan karena aku anggap itu juga doa.

Esok harinya aku bangun lebih pagi dari biasanya, seperti ritual sebelum-sebelumnya, mandi sarapan dan berangkat kerja. Tapi kali ini aku tidak pergi ke kantor, tapi aku harus menghadiri bimtek di hotel montana. Lumayan lah bisa dapat uang saku, makan gratis dan kali aja dapat jodoh (ah sepertinya aku sudah terkena racun kata-kata ibu-ibu dikantor).
Sesampai di hotel montana aku mengikuti bimbingan teknis dengan semangat yang  biasa aja, lagi-lagi tidak ada yang istimewa. Karena materi yang disampaikan di Bimtek ini sebenernya persis dengan materi yang aku dapat selama 3 tahun di bangku kuliah. Jadi asal ikuti saja lah, lumayan bisa ketemu temen-temen satu angkatan pegawai.

Sekitar pukul 12 siang, acara bimtek pun berhenti sejenak untuk makan siang dan ishoma. Setelah makan siang, segera aku ke mushola hotel untuk sholat dhuhur. Setelah sholat, aku duduk-duduk di kursi sebelah mushola sambil menunggu beberapa temanku yang masih bergantian sholat dhuhur. Tiba-tiba ada tiga orang cewek lewat didepanku dan langsung duduk di arah seberang kursi tempatku duduk.  Aku masi diam saja sambil utak-atik hp nunggu temen selesai sholat. Namun ketika aku menunggu, aku merasa salah seorang dari cewek yang duduk di seberang tadi seolah melihatku.  Mungkin karena aku merasa gak “ngeh” dan tidak pakai kacamata, aku Cuma membalas melihatnya namun tidak memperhatikan siapa dia. Beberapa saat setelah itu, tiga cewek itu kembali lewat didepanku, dan tiba-tiba salah seorang dari mereka menyapaku, sambil berkata  “Selamat siang pak pejabat”. Aku pun terkaget dengan sapaan yang  tidak biasa aku dengar itu. Seirama dengan kekagetanku akan sapaan itu, aku pun terkaget setelah melihat siapa yang menyapaku. “Lho? Kiky ?Ada acara apa kok disini juga?” balasku dengan masih setengah kaget. Entah kenapa aku bisa langsung mengingatnya waktu itu. 

Ya itu kiky, salah satu teman waktu di Mts dulu. Teman yang hanya saling tau nama saja. Teman yang dulu hanya saling melihat ketika bertemu. Tanpa ada sapaan apapun. Maklum masih MTS,masih lebih banyak kekanak-kanakannya dan cueknya, meskipun sekarang juga masih ada dikit.
 “Ini,ada acara juga didepan,” ujarnya sambil tersenyum. “” ohh” balasku pendek. Lalu dia pun berkata  “aku balik ke depan dulu ya” sambil berpamitan kembali ke acaranya.
Ah kenapa aku hanya membalas dengan “ohh”, emangnya apa yang bisa didapat dengan hanya “ohh”. Sambil mengingat-ingat kejadian tadi,aku tersenyum-senyum sendiri sambil berjalan memasuki ruangan. Ya..Kiky..temenku MTS dulu yang memang udah lama aku gak bertemu dengan dia bahkan loss contact!! Aku tak menyangka bakal menemuinya hari ini. 

Setelah pertemuan itu akupun mulai sering bertegur sapa dengannya lewat facebook lalu beralih saling mention di twitter, bahkan sampai mulai gombal-gombal di twitter (Ah dasar anak muda jaman sekarang). Sampai akhirnya akupun dapat nomer hp nya.Mulailah berpindah melalui sms an. Lama-lama entah kenapa kehadirannya aku anggap sebagai sesuatu yang berbeda. Hari-hari ku kian terisi oleh seonggok rasa yang sudah lama aku tak rasakan.Hari-hari  yang sarat akan makna, ketika aku merasakan kerinduan saat dia tidak memberikan komentar di facebook atau saat aku tidak mention dia di twitter  atau ketika tidak bertegur sapa lewat sms. Ah kenapa perasaan ini?

Sumpah, aku sendiri malu dengan diriku sendiri untuk mengatakan kalo aku jatuh cinta dengannya. Aku bukan lagi anak ababil atau anak MTS lagi yang dengan mudah mengumbar nada-nada cinta di setiap saat kala melihat seseorang yang cantik. Tapi kenapa sekarang rasa sepiku mulai hilang?ah aku tak peduli dengan itu. Lepas dari jatuh cinta atau tidak, aku merasakan kebahagiaan yang teramat mendalam ketika berada di berkomunikasi dengnnya. Aku melihat ada pelangi yang penuh warna dan terlihat begitu indah di mataku. Kali ini aku hanya mampu memandangi pelangi kecil itu, tanpa mau mengejarnya, seakan masih dipenuhi keraguan yang terpendam dalam anganku.
Perlahan, keyakinan ini mulai muncul, bahwa Aku harus berlari mengejar pelangi itu. Tanpa ku kejar, pelangi itu tak akan pernah bisa ku tatap dan ku gapai lebih dekat, Karena sejatinya pelangi itu tidak bisa sembarangan muncul, pelangi itu akan muncul ketika hujan turun dan akan hilang dalam hitungan menit. Jika aku terlambat, maka aku tak akan mendapatkan pelangi itu. Aku berusaha meyakinkan perasaanku bahwa aku inilah memang pelangi yang harus aku kejar.
Ketika keyakinan ini mulai muncul, aku sadar bahwa diluar sana pelangiku masih menunggu dan mungkin masih ada sedikit keraguan padanya akan perasaanku terhadapnya. Aku akan berusaha menepis keraguannya dan memastikan bahwa keraguannya adalah sesuatu yang manusiawi, aku tahu bahwa untuk melangkah menuju kehidupan yang lebih baik, pasti akan mendapati banyak ujian dan tantangan. Termasuk di dalamnya adalah ketidakyakinan dan keraguan.

Tenanglah pelangiku, ditengah keraguanmu,  aku akan berusaha untuk meyakinkanmu bahwa aku mampu membawamu membentuk pelangi yang lebih indah dari pelangi yang sekarang.
Pelangiku, kini engkau telah mampu menempati relung jiwaku. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini, kesempatan yang telah lama ku tunggu. Dalam sebuah penantian panjang, ada seseorang yang dengan ikhlas memberikan warna di tiap sisi penantian itu, dia lah pelangiku. Pelangi kecil yang hadir dalam setiap doaku dan dalam tiap doa yang terucap itu ada tanggung jawab yang harus aku emban untuk memberikan hari-hari yang penuh warna. Tidak hanya sekarang, tapi untuk sebuah kehidupan yang paling diimpikan oleh setiap insan. Kehidupan yang bukan lagi sandiwara cinta, melainkan kehidupan nyata meraih cinta   untuk saat ini dan mendatang, dunia dan akhirat.

Aku meyakini bahwa semua keindahan rasa dan getaran-getaran yang aku alami sekarang adalah jalan yang Allah  tunjukkan atas doa-doaku selama ini. Dengan segala keyakinan dan tekad yang bulat, aku akan menjadikan pelangi kecilku  sebagai bagian  yang selalu ada dalam kehidupanku, selalu menemani hari-hariku menjadi lebih indah dan penuh warna dan tentunya sebagai bentuk kesempurnaan iman kami terhadapNya.
Aku datang menjemputmu Pelangi kecilku....
Aku tidak akan menunggu hujan berikutnya untuk melihat pelangi itu, saat ini aku mengagumi pelangi yang ada di depan mataku sebagai anugerah terindah yang pernah ku miliki. Selamat ulang tahun pelangi kecilku. Aku tidak bisa memberikan kado seperti yang mungkin kamu harapkan, tetapi aku akan selalu menyelipkan namamu disetiap doaku. Semoga menjadi seseorang yang lebih baik dari sebelumnya dalam sisi apapun.  Semoga apa yang menjadi doamu kedepannya bisa terwujud dengan baik, dan semoga Tuhan tetap selalu memberikan jalan terbaik di setiap langkah yang kamu lalui serta semoga kamu selalu bisa bersyukur dengan apa yang telah Tuhan berikan kepadamu.
Happy Birthday Klenthing Kuningku  (Red : bukan nama sebenarnya)

Jumat, 02 Maret 2012

butterfly effect wanna be

Klo saja saya punya kekuatan seperti di film "butterfly effect", saya mau kembali ke beberapa menit yang lalu, ketika dia menelpon, supaya saya bisa mengucapkan selamat tidur untuknya, bukan malah berkata seolah menyuruhnya tidur..hadehhh..
Btw, film butterfly effect yg ke-4 kira2 ada ga ya?